Kamis, 04 Maret 2010

Inspirator : David Livingstone

livingstone Duta injil bagi benua hitam afrika. Itulah sebutan yang tepat bagi seorang pria luar biasa bernama David livingstone. Anak muda yang lahir pada tahun 1813 di blantyre, skotlandia ini lahir dari orang tua yang takut akan Tuhan. Ayahnya bekerja sebagai guru sekolah minggu presbiterrian yang saleh. Ayahnya sering menceritakan tentang orang-orang yang memberitakan injil ke berbagai tempat di dunia. Cerita yang kelak akan membawanya pada takdirnya……

Dari berbagai cerita yang di dengarnya david livingstone kecil sangat tertarik pada charles gutzlaff seorang dokter misionaris yang terkenal, bahkan david livingstone ketika itu menetapkan hati untuk menjadi seperti gutzlaff. Tetapi david livingstone justru menyadari kalau ternyata idolanya tersebut mempunyai idola lain yang melebihi segalanya bernama yesus kristus anak Allah. Maka mulailah livingstone memberikan imannya pada yesus kristus untuk menggenapi amanat agungNya. Livingstone kemudian masuk sekolah kedokteran untuk menjadi dokter missionaris. Setelah menyelesaikan wisudanya ia pun bersiap berangkat ke china untuk berkarya bagi yesus. Tapi rencananya pun batal akibat perang. Tapi Tuhan punya rencana lain buat hambaNya tersebut…… sebuah rencana yang akan membawa livingstone menyerahkan sisa hidupnya bagi yesus.

Suatu waktu david livingstone mendengar khotbah tentang benua afrika yang belum sama sekali di sentuh utusan injil dari robert moffat. Maka david livingstone pun memutuskan berlayar ke afrika yang jauh dari tempatnya untuk memberitakan injil. Afrika di jelajahinya mulai dari pantai barat afrika menuju pedalaman afrika. Dalam pelayanannya david livingstone bertemu dengan mary anak dari robert moffat yang kemudian menjadi istrinya. berdua mereka memberitakan injil di benua afrika dengan visi dan keprihatinan yang sama. Berbulan-bulan pelayanan mereka di afrika telah membuat salah seorang anak mereka meninggal saat mencoba melintasi padang afrika yang luas. Akhirnya dengan berat hati livingstone mengirim pulang istri dan anaknya ke inggris.

Waktu-waktu yang terlewati tanpa istri dan ank-anak yang di cintainya terasa begitu berat bagi livingstone tetapi ketaatannya pada Tuhan yang di sembahnya membuatnya terus melangkah memasuki pedalaman afrika untuk memberitakan injil. Semangat dan ketaatannya yang luar biasa tidak mampu di kalahkan oleh berbagai tantangan dan masalah yang menghadangnya. Bahkan ketika kekuatannya sudah sampai pada titik akhir dan kakinya tak mampu lagi berjalan, dia tetap menruskan pemberitaan injil dengan di tandu oleh pengikutnya yang setia. Suatu malam saat hujan lebat livingstone terbaring di tempat tidurnya dengan susah payah akibat kesakitan yang di alami dia berguling dari tempat tidurnya dan berlutut untuk berdoa. Pagi harinya pengikutnya merasa heran karena tuannya tersebut belum juga bangun ketika di tengoknya ke kamar di lihatnya livingstone berlutut berdoa ketika di sentuhnya kening tuannya itu ternyata dingin. livingstone telah meninggal.

Selama pelayanannya di afrika david livingstone menjelajahi 29 mil daratan afrika selama 39 tahun membawa terang injil bagi benua hitam afrika. Livingstone selalu di kuatkan dengan sebuah ayat alkitab yang mengagumkan baginya ‘Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa’ .

 

Sumber : Rahasia komitmen, Dr. D. James Kennedy

1 komentar:

wia mengatakan...

teladan yang baik bagi generasi sekarang